dahsyatnya bioboost

Toksin dan kesehatan

Product Talk K Ayu Asmo

Product talk K AyuLax

koleksi pantunku

Pantun

Raja siam jalan ditandu,

Bersama dayang keliling kampung.

Bukan mimpi ukuran rindu,

rindu dihati jiwa menanggung.

Pergi ke bukit terbungkus kabut,

Sampai di puncak terang cahaya.

Apalah arti cinta disebut,

jika tiada saling percaya.

Daunlah sirih warnalah merah,

Jatuh di atas daun keladi.

Jangan sedih janganlah marah,

Tiada puisi pantunpun jadi.

Bertanam kayu lupa diikat,

Kayu terjatuh sangkut di dahan.

Abang di timur adik di barat,

Rindu tertanggung tidak trtahan.

Ikan sapu mandi berenang,

Berenang ke tepi dekat jembatan.

Sepanjang waktu dikau kukenang,

Siang dan malam jadi ingatan

Kalau nak jerat burung kedidi

Sediakan kain barang sepipis.

Kalau nak pikat si jantung hati,

Sarungkan cincin di jari manis.

Jika belayar ke tanah Aceh,

jangan lupa membawa kendi.

Jkalau tuan ingin dikasih,

Hendaklah berbaik bahasa dan budi.

Nyiur gading di depan pintu,

Jangan ditantang anak di situ.

Yang paling yang aku tunggu,

Katamu hanya cinta padaku.

Kain sarung kain terenda,

memanglah cantik kalau dipakai.

Kalau takut dilambung ombak,

Jangan berumah ditepi pantai.

Tuai padi musim dah tiba,

Mari menuai di waktu pagi.

Kalau begini malang menimpa,

Eloklah aku mengikut hati.

Menumbuk di lesung batu,

Menambi di dulang-dulang.

Apa nasib anak piatu,

Kain basah dibilang-bilang.

Kalaulah datang menanam padi,

Padi disemai berbilang-bilang.

Kalaulah datang menanam budi,

Budi dikenang berulang-ulang.

Asal kapas jadi benang,

Sudah benang dibuat baju.

Sudah lepas jangan dikenang,

Kenang dikenang sudah jadi orang baru.

Terang benderang bulan memikat,

Raja siam diatas bukit.

Adik ditimur aku di barat,

Rindu dan dendam bawa penyakit.

Bunga kenanga di atas kubur,

jatuh dipungut harum dirasa.

Apalah guna sombong dan takabur,

Akhir badan rusak binasa.

Jalan-jalan ke kota Bharu,

Naiklah mobil banyaklah batu.

Senanglah-senang pengantin baru,

Pukul delapan tutup pintu.

Jalanlah-jalan ke kota Kajang,

Beli selembar kertas surat.

Siang dan malam tetap terkenang,

Paras adinda sungguh memikat.

Sungguhlah harum si bunga tanjung,

Hati nak petik si bunga mawar.

Rindu dan dendam tidak tertanggung,

Budi setitik jadi penawar.

Belum tersirat dalam hikayat,

Ayam keluar mencari musang.

Belum tersirat di dalam adat,

Bunga keluar mencari kumbang.

Akar keladi melilit selasih,

Selasih tumbuh di hujung halaman.

kalaulah budi junjunglah kasih,

mesra kenangan sepanjang zaman.

Sebab apa hati resah,

seperti orang salah.

Itu tanda kasih akan berpisah,

Membawa tuah.

Pisang emas jangan ditebang,

Baru sebiji dihajiri.

Hujan emas dinegeri orang,

Takkan sehati negri sendiri.

Hari ini tanam-tanaman,

Kebarat juga akan condongnya.

Dunia ini pinjam-pinjaman,

Akhirat juga akan akhirnya.